Jumat, 17 Desember 2010

Faktor Disiplin

Faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin ”Pertama dorongan yang datang dari ilmu pngetahuan, kesadaran dan kemauan untuk berbuat disiplin. Kedua dorongan yang datang dari luar, yaitu perintah dan larangan, pengawasan, pujian dan ancaman.[1]       
Sekolah merupakan suatu sistem norma, seluruhnya berlangsung menurut aturan yatiu aturan yang mengatur organisasinya, sumber daya manusia, mengatur informasi yang harus disampaikan. Oleh karena itu, jika sekolah ingin mencapai prestasi   yang ideal maka seluruh komponen yang ada di dalamnya harus disiplin dengan fungsinya masing-masing termasuk siswa didalamnya.
Pengaruh pendidikan terhadap sikap disiplin siswa dapat dari out putnya. Dalam proses pendidikan banyak faktor yang mempengaruhi siswa belajar, maka penerpan disiplin harus ditegakan untuk mencapai pretasi belajar siswa yang ideal. Dalam hal ini W.S. Winhel menjelaskan peran sekolah dalam pemberian disiplin siswa yaitu :
“Bahwa kurikulum sekolah harus dirancang sedemikian rupa, sehingga memungkinkan daya-daya mental siswa dikembangkan dan diperkuat. Untuk itu perlu disajika bidang-bidang studi tertentu yang sulit, namun cocok untuk melatih daya mental tertentu dengan kata lain daya mental itu didisiplinkan melalui pendidikan formal ”[2]            
            Begitu juga disiplin dapat dipengaruhi oleh lingkungan sosial, semua manusia merupakan mahluk sosial, suka hidup berkelompok dan bermasyarakat. Oleh karena itu manusia mau tidak mau harus mengadakan interaksi, dan interaksi dengan manusia lainnya membutuhkan kepedulian terhadap norma-norma yang mengharuskan taat, patuh dan tunduk terhadap aturan norma sebagai hasil kesepakatan bersama dalam kehidupan bermasyarakat. Kesempatan ini dapat dilaksanakan dengan baik, jika setiap anggota masyarakat memiliki kesadaran disiplin. Terwujudnya kesadaran disiplin akan bermanfaat terhadap susunan lingkungan tertib, damai dan keamanan terjamin.
            Dengan demikian bahwa ketiga lingkungan di atas, satu sama lain saling berhubungan, saling menentukan disiplin seseorang. Oleh karena itu semua unsur yang terlibat dalam mewujudkan kesadaran hidup berdisisplin seseorang harus memberikan pendidikan atau teladan-teladan yang memiliki pengaruh positif terhadap  tindakan atau perilaku individu.                
Dalam mencapai tingkat kedisiplinan yang tinggi, maka diperlukan usaha pembinaaan disiplin. Sebab apa yang telah diketahui dan dapat dikerjakan oleh seseorang belum tentu mau melaksanakannya. Permasalahannya mungkin norma-norma tersebut kurang disenangi atau ada kendala yang menyebabkan tidak senang mentaati norma-norma tersebut. Hal ini memberikan gambaran bahwa perilaku manusia itu berpangkal pada hati nuraninya, yaitu perasaan cinta dan benci. Apa yang dilakukan seseorang pada dasarnya adalah menyukai hal itu, walaupun hal itu tidak baik bagi dirinya. Demikian pula banyak orang yang tidak menyukai sesuatu,  padahal itu membawa dampak positif  bagi dirinya.
Pandangan di atas memberi indikasi bahwa untuk membina disiplin diperlukan pendidikan dan latihan teratur.


[1] Tim Penyusun, Disiplin Anak, (Jakarta : DPP Karya Pembangunan, 1991), hal. 67  
[2] W.S. Winhel, Psikologi Pengajaran, ( Jakarta : Grafindo, 1991), hal. 304

Tidak ada komentar:

Posting Komentar